Rupiah Tertekan akibat Data Perumahan AS Meningkat



( 2017-01-20 09:30:13 )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan rupiah ini terjadi bersamaan dengan mata uang lain di kawasan Asia.

Mengutip dari laman Bloomberg, Jumat (20/1/2017), rupiah dibuka di angka 13.393 per dolar AS, melemah jika dibanding pada penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 13.376 per dolar AS.

Dari pagi sampai siang hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran 13.357 per dolar AS hingga 13.395 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,66 persen.

Sedangkan berdasarkan dari data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.382 per dolar AS. Patokan harga tersebut melemah jika dibandingkan dengan pada sehari sebelumnya yang berada di angka 13.376 per dolar AS.

Dolar AS kembali menguat menjelang pelantikan Presiden Terpilih (AS) Donald Trump. Penguatan dolar AS ini bersamaan dengan kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS dan juga pelemahan euro.

Data perumahan AS yang semakin membaik mendorong kenaikan imbal hasil surat utang AS sehingga ikut mendorong terjadinya penguatan dolar AS.

Dalam waktu yang bersamaan, nilai tukar euro mengalami tekanan setelah bank Sentral Eropa memberikan sinyal untuk tidak melanjutkan pembelian aset keuangan guna mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta memaparkan, dolar AS menguat tajam pada perdagangan kemarin, bersamaan dengan arah kurs di Asia.

BI yang mempertahankan BI RR rate sore kemarin tidak terlalu menjadikan perhatian. "Rupiah berpeluang tetap lemah menjelang pidato Donald Trump di tengah kembalinya penguatan dollar index," papar dia.