Harga Minyak Naik Terdorong Komentar Menteri Energi Arab



( 2017-01-18 08:06:58 )

Harga minyak bergerakn naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penyebab utama kenaikan harga minyak tersebut adalah komentar dari Menteri Energi Arab Saudi serta pelemahan yang cukup dalam terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip dari laman Wall Street Journal, Rabu (18/1/2017), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari naik sebesar 11 sen atau 0,2 persen ke level US$ 52,48 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan untuk harga minyak mentah Brent, yang merupakan acuan harga minyak dunia, turun sebesar 39 sen atau 0,7 persen ke angka US$ 55,47 per barel di ICE Futures Europe.

Harga minyak naik usai Menteri energi Arab Saudi Khalid al-Falih menegaskan bahwa saat ini merupakan waktu dimana harga minyak akan mencari keseimbangan baru setelah terjadi kesepakatan yang dijalankan oleh negara yang tergabung dalam organisasi pengekspor minyak (OPEC) dan 11 negara non-OPEC.

Tidak hanya itu, melemahnya nilai tukar dolar AS juga menjadi pendorong kenaikan harga minyak. Pelemahan dolar AS membuat harga minyak lebih murah bagi pelaku pasar yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang di luar Dolar AS. Murahnya harga minyak tersebut mendorong aksi beli sehingga membuat harga minyak semakin naik.

"Semua memasang harga di atas," ujar broker minyak Herbert J. Sims & Co, Donald Morton. Ia meneruskan, tidak ada alasan untuk menurunkan harga minyak saat ini.

Beberapa negara produsen terbesar minyak telah merealisasikan perjanjian pemangkasan produksi. Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC secara de fakto juga sudah merealisasikan pemangkasan produksi minyak tersebut.

Pelemahan harga minyak yang cukup dalam menyebabkan pemerintah Arab Saudi setuju untuk melakukan pemangkasan produksi dalam kesepakatan November lalu.

"Produsen-produsen minyak ingin menghindari jatuhnya harga minyak ke level yang lebih dalam lagi," papar Kepala Ekonom First Standard Financial, New York, AS, Peter Cardillo.