Akibat Brexit, Poundsterling Merosot ke Level Terendah



( 2017-01-16 06:40:52 )

Mata uang Inggris, poundsterling anjlok ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir. Tercatat, pada perdagangan awal pekan ini, poundsterling turun 1,04% terhadap dolar menjadi USD 1,204, setelah sebelumnya menyentuh level terendah USD 1,1979.

Anjloknya poundsterling hari ini merupakan yang paling dalam sejak Oktober tahun lalu, ketika poundsterling berada di level USD 1,181 di tengah ketakutan Brexit. Demikian seperti dilansir CNBC, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Sementara itu, Euro naik 0,85% pada 0,8816 di tengah kemerosotan Pound 1,04%. Mata uang Yen, Jepang naik 137,69 per USD.

Perdana menteri baru Inggris, Theresa May akan mengumumkan soal Brexit dan persiapan untuk menarik Inggris dari pasar Eropa dalam pertukaran untuk kemampuan mengendalikan hukum imigrasi dan meninggalkan yurisdiksi Pengadilan Eropa. Demikian dilaporkan Sunday Times.

May bermaksud untuk meluncurkan pada akhir Maret mengenai proses formal negosiasi persyaratan keluar Inggris dari Uni Eropa, tetapi sejauh ini diberi sedikit jauh tentang apa kesepakatan dia akan mencari, frustrasi beberapa investor, bisnis dan anggota parlemen.

Sekretaris Brexit David Davis berusaha untuk menegosiasikan kerjasama baru dengan Uni Eropa, dan mengisyaratkan bahwa mungkin ada kesepakatan transisi sehingga memberikan bisnis waktu untuk menyesuaikan setelah perpecahan.

Pasar telah khawatir seperti istirahat yang menentukan dari pasar tunggal akan merugikan ekspor Inggris dan mendorong investasi asing ke luar negeri. "Pidato Perdana Menteri Inggris, pada Selasa diharapkan dapat melunakkan hubungan dengan Uni Eropa dan memperjelas jenis hubungan pemerintahnya akan berusaha dengan serikat politik-ekonomi," kata Managing Director Eurasia Group, Majtaba Rahman.