Penguatan Dolar Picu Melemahnya Harga Minyak



( 2017-01-11 06:47:29 )

Harga minyak dunia alami penurunan sebesar 2 persen pada hari Selasa (10/1) waktu Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan harga minyak jatuh pada titik terendah selama sebulan terakhir.

Penguatan mata uang dolar AS dan keraguan terkait pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak mentah (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) menjadi penyebab utama melemahnya harga minyak.

Mengutip dari laman Reuters, Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya terlihat akan memangkas produksi. Namun, masih belum jelas apakah produsen minyak lain akan mengikuti jejak tersebut atau tidak.

Irak, contohnya. Negara produsen minyak terbesar ke-dua diantara seluruh negara OPEC itu mengatakan akan meningkatkan ekspor dari pelabuhan Basra pada bulan Februari mendatang. Pelabuhan di Selatan Irak itu telah mencapai rekor ekspor tertinggi di awal Januari lalu.

Di sisi lain, naiknya nilai tukar dolar AS juga menekan harga minyak yang dibanderol menggunakan denominasi mata uang tersebut.

Hasilnya, harga Brent LCOc1 ditutup melemah di posisi US$53,64 per barel, atau turun sebesar US$1,30 per barel yang merupakan titik terendah sejak 15 Desember silam. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 ditutup melemah US$1,14 ke angka US$50,82 per barel.

Harga tak bergerak banyak usai data American Petroleum Institute (API) menyampaikan terdapat tambahan persediaan minyak sebesar 1,5 juta barel pada pekan lalu. Angka tersebut lebih besar dari prediksi analis, dimana persediaan minyak diprediksi bertambah sebesar 1,2 juta barel.

Di samping itu, Energy Information Administration (EIA) AS meningkatkan perkiraan pertumbuhan produksi minyak pada tahun 2017 sebesar 110 ribu barel per hari (bph). Padahal, institusi ini memperkirakan adanya penurunan produksi sebesar 80 ribu bph untuk tahun ini.