Cadangan Devisa Terkikis di Awal Tahun untuk Bayar Hutang



( 2017-01-10 07:23:39 )

Cadangan devisa (cadev) awal 2017 diprediksi akan tergerus karena akan digunakan pemerintah untuk membayar utang yang sudah menjadi pola musiman.

"Desember cadangan devisa naik, Januari turun lagi untuk membayar utang. Penurunannya saya rasa sebesar US$1 miliar hingga US$2 miliar. Kalau Desember posisi devisa US$116,4 miliar, kira-kira Januari US$114 miliar hingga US$115 miliar," ujar Ekonom Maybank Indonesia Juniman, kemarin.

Selain untuk membayar hutang pemerintah, Bank Indonesia (BI) juga akan menggunakan cadev untuk melakukan operasi moneter. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Juniman memprediksi, pelantikan Donald J. Trump sebagai Presiden AS ke-45 akan memberi dampak volatilitas mata uang di dunia terhadap dolar AS, termasuk rupiah. Apalagi, jika Trump menyampaikan detail kebijakan progresif dalam pidato kenegaraannya saat dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang.

"Kalau kebijakan mendetail Trump sangat ekspansif tentu akan membuat BI mau tidak mau harus menstabilisasi (nilai tukar rupiah), tapi kalau awal tahun nampaknya belum banyak Trump akan intervensi," terangnya.

Meski begitu, Juniman menerangkan nilai tukar rupiah akan bergerak tak jauh dari pergerakan bulan lalu yaitu di kisaran Rp13.400- Rp13.500 per dolar.

Selain pasar sudah merasakan efek Trump sejak November lalu, keyakinan tersebut juga dipicu oleh datangnya aliran modal masuk (inflow) yang terjadi di pasar modal dan keuangan di awal tahun ini.

"Awal tahun, para investor akan mencari investasi portfolio dan Indonesia masih menarik meskipun ada masalah dengan JP Morgan," paparnya.