Masyarakat Sri Lanka Memprotes Investasi China



( 2017-01-10 06:23:31 )

Beberapa orang mengalami luka saat menggelar aksi demonstrasi di selatan Sri Lanka yang menuntut pembatalan rencana China untuk membangun pelabuhan dan zona industri.

Seperi dikutip dari BBC, Selasa (10/1/2017), rencana pembangunan tersebut bisa mengakibatkan penggusuran ribuan warga desa di sekitar pelabuhan Hambantota, 240km (150 mil) dari Ibu kota Kolombo.

Polisi pun menggunakan gas air mata untuk menghadapi para demonstran yang membuat Perdana Menteri Ranil Wickeremesinghe menunda peresmian dari jadwal semula.

Para demonstran menilai rencana pembangunan pelabuhan dan zona industri ini akan membuat area tersebut menjadi koloni China. Kontrak proyek pemerintah tersebut akan berlaku selama 99 tahun dari daerah pelabuhan dengan 80% milik China.

Sebuah daerah terdekat akan digunakan untuk zona industri di mana perusahaan China akan diundang untuk mendirikan pabrik mereka. Pemerintah mengatakan masyarakat lokal akan diberikan lahan baru.

Pengembangan pelabuhan adalah yang terbaru dalam serangkaian investasi besar oleh China dalam infrastruktur di Sri Lanka. China telah menggelontorkan jutaan dolar ke dalam infrastruktur Sri Lanka sejak akhir perang saudara selama 26 tahun pada 2009.

Wartawan BBC, Jill McGivering menuturkan, proyek tersebut sebagai upaya China untuk memperluas pengaruhnya di Asia Selatan. Namun, cukup kontroversial dan membuat kecurigaan tertentu oleh saingan regional, yaitu India.