Optimisme Kesepakatan OPEC Picu Naiknya Harga Minyak



( 2017-01-06 09:22:54 )

Harga minyak meningkat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), melanjutkan penguatan yang terjadi sejak perdagangan sebelumnya. Naiknya harga minyak tersebut disebabkan oleh sentimen dari optimisme produsen minyak utama yang akan mengurangi produksi.

Mengutip dari laman Wall Street Journal, Jumat (6/1/2017), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari naik sebesar 50 sen atau 0,9 persen ke US$ 53,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Dan untuk harga minyak Brent, yang merupakan patokan harga minyak global, ditutup naik 43 sen, atau 0,8 persen ke angka US$ 56,89 per barel.

Harga minyak terus meningkat ke level tertinggi dalam 18 bulan terakhir usai organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan 11 negara penghasil minyak utama di luar OPEC (Non Opec) sepakat untuk memangkas produksi secara kolektif dimulai pada awal 2017 ini.

Kesepakatan OPEC ini merupakan kesepakatan pertama dalam delapan tahun terakhir yang diprediksi akan berjalan dengan baik. Sebelumnya, sebagian besar kesepakatan OPEC hanyalah janji-janji semata.

"Saat ini pasar sedang menunggu seberapa baik organisasi OPEC dan non-OPEC akan mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat," jelas Presiden Lipow Oil Associates, Houston, AS, Andy Lipow.

Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia sepakat untuk memangkas produksi 486 ribu barel per hari. Langkah dari Arab Saudi ini membantu mengangkat harga minyak dalam dua hari terakhir.

Sedangkan The U.S. Energy Information Administration melaporkan bahwa stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) turun melebihi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Untuk periode pekan yang berakhir pada 30 Desember, stok minyak mentah di AS turun sebesar 7,1 juta barel. Sedangkan prediksi para analis penurunannya hanya berkisar di 2 juta barel saja.