Emas Stabil, Dolar Melemah



( 2017-01-05 07:50:34 )

Harga emas berjangka tetap stabil di level tertinggi dalam 3 pekan lebih, di tengah pelemahan dolar dan menyusul catatan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral The Federal Reserve dalam pertemuannya.

Catatan dari bank sentral tersebut menunjukkan bahwa Pejabat The Fed melihat adanya potensi kenaikan suku bunga lebih cepat dari biasanya. Dalam pertemuan 14 Desember lalu, The Fed menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam satu dekade terakhir.

Suku bunga yang tinggi berdampak negatif pada emas, yang cenderung mendapatkan keuntungan dari mereka yang menderita kebijakan moneter. Tapi dolar AS memperpanjang pelemahannya, yang berdampak positif pada emas.

Emas untuk pengiriman Februari dijual diharga US$ 1.165,30, diperdagangkan sebentar setelah catatan the Fed. Harga tersebut sudah mendapatkan keuntungan US$ 3,30 atau 0,3 persen untuk sesi perdagangan serta menetap di level US$ 1.165,20 per ounce, penetapan harga tertinggi sejak 12 Desember.

"Ada mix yang cukup menarik dari ketidakpastian dan perhatian kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan ini membantu meningkatkan harga komoditas emas," tutur Bill Baruch, kepala Pasar Strategis di iTrader dilansir dari Marketwatch, Kamis (5/1/2017).

Pada bulan November lalu, setelah kemenangan Trump atas Hillary Clinton, harga emas anjlok sebesar 7,8 persen. Tertinggi kedua lebih dari 12 persen sejak Juni 2013. Hal positifnya, logam ini mencatatkan pengembalian (return) sebesar 8,6 persen di 2016.

Namun, beberapa hasil riset pasar percaya bahwa logam akan jatuh lebih jauh di tengah ekspektasi kekuatan lebih lanjut dalam ekuitas yang berlebihan, yang mampu mengatur panggung untuk rebound dalam logam mulia.