Bursa Asia bergerak mendatar di awal tahun 2017, saat Bursa Eropa justru melonjak ke posisi tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Sementara untuk dolar kembali menguat setelah tersandung pada pekan lalu.

Melansir laman Reuters, pada hari Selasa (03.01.2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah di awal perdagangan karena sebagian besar pasar regional baru dibuka kembali usai libur Tahun Baru. Bursa ini mencapai keuntungan 3,7 persen di 2016, jadi yang terbaik dalam empat tahun.

Adapun dari saham Australia, menguat hampir 1 persen, sementara Korea Selatan naik 0,2 persen. Sedangkan indeks Jepang ditutup untuk liburan Tahun Baru.

Sementara indeks Dolar yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya naik hampir 0,6 persen. Ini menjadi kenaikan terbesar satu hari sejak tanggal 15 Desember 2016.

"Setelah periode konsolidasi antara sekarang dan akhir bulan Januari, kami percaya dolar AS akan menguat sebesar 10 persen dari keuntungan selama delapan belas bulan ke depan," kata Richard Grace, Kepala Strategi Mata Uang di Commonwealth Bank of Australia.

Di Eropa, saat Inggris dan Swiss ditutup untuk liburan Tahun Baru pada hari Senin, indeks STOXX 600 Eropa naik 0,5 persen mencapai tingkat tertinggi sejak tanggal 4 Januari 2015.

Meskipun data positif, namun nilai tukar euro merosot 0,6 persen pada hari Senin, dan naik tipis 0,1 persen menjadi US$ 1,04655 di Selasa.

Di sisi lain, data resmi yang dirilis pada hari Minggu menunjukkan sektor manufaktur China tumbuh pada bulan Desember. Ini menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sedang memasuki pijakan yang kokoh di tahun 2017.

Namun pertumbuhan sedikit lebih lambat dari yang diharapkan, sebagai tanda bahwa langkah pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga aset mempengaruhi perekonomian.

Cina mencatat performa pasar saham terburuk di Asia pada 2016, dengan membukukan kerugian 11,3 persen dan merupakan pada yang terburuk dalam 5 tahun