Inflasi RI Desember Diprediksi Berada Pada Kisaran 0,3%



( 2016-12-29 05:15:30 )

Tingkat inflasi RI pada Desember 2016 diperkirakan berada pada kisaran 0,3% atau lebih rendah dari realisasi inflasi pada bulan sebelumnya. Proyeksi itu didasarkan atas relatif terkendalinya harga bahan makanan dibandingkan periode November 2016. Paling 0,3% atau 0,2%.

Paling segitu, bulan lalu kan cuma 0,4%, ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta baru-baru ini. Dengan perkiraan inflasi itu, Darmin memastikan laju inflasi nasional sepanjang tahun 2016 bisa tidak melebihi 3%, atau di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 4%.

Dengan inflasi November sebesar 0,47%, maka inflasi tahun kalender Januari- November 2016 tercatat sebesar 2,59% dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,58%. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, salah satu komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,47% pada November 2016 adalah cabai merah.

Harga komoditas pangan tersebut melonjak akibat gangguan pasokan. Cabai merah tercatat mengalami kenaikan harga di 76 kota, karena faktor cuaca yang menyebabkan gagalnya panen serta terhambatnya distribusi komoditas tersebut di berbagai daerah.

Selain cabai merah, komoditas lain penyebab inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, tomat sayur, tarif pulsa ponsel, beras, bayam, kacang panjang, kangkung, cabai hijau, tomat buah, bawang putih, dan nasi dengan lauk.

Sementara untuk bulan Desember 2016 hingga Januari 2017, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut ketersediaan cabai, baik cabai besar maupun cabai rawit serta bawang merah, mengalami surplus.

Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, ketersediaan cabai besar pada Desember 2016 sebanyak 84.684 ton, sedangkan kebutuhan 76.472 ton. Adapun, ketersediaan cabai rawit mencapai 58.510 ton dengan kebutuhan sebanyak 54.346 ton.

Dengan demikian, cabai besar pada Desember 2016 surplus sebanyak 8.212 ton sedangkan cabai rawit mencapai 4.164 ton, katanya di Jakarta kemarin. Ketersediaan bawang merah tercatat sebanyak 108.554 ton dengan kebutuhan 82.169 ton. Sehingga, pada Desember 2016 komoditas tersebut mengalami surplus 26.385 ton.

Spudnik mengatakan, kondisi surplus tersebut masih akan terus terjadi pada Januari 2017, yang mana ketersediaan cabai besar sebanyak 94.368 ton sementara kebutuhan 92.101 ton sehingga terdapat kelebihan sebanyak 2.267 ton. Sedangkan, cabai rawit ketersediaannya mencapai 73.757 ton dengan kebutuhan sebanyak 68.303 ton, dengan demikian pada Januari 2017 terdapat kelebihan mencapai 5.454 ton.