Aprindo Optimis Industri Ritel Tumbuh 10% Tahun Ini



( 2016-12-28 08:30:45 )

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) optimis industri ritel akan tumbuh 10% tahun ini. Hal itu disebabkan, secara keseluruhan kinerja ritel pada 2016 jauh lebih baik dibanding 2015. Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, optimisme peritel untuk tumbuh double digit tahun ini didukung oleh beberapa faktor.

Pertama, tingkat inflasi nasional yang cenderung membaik di tahun ini telah membuat daya beli konsumen semakin meningkat. Jika inflasi bisa ditekan pada level rendah, maka nilai tukar rupiah pun akan membaik dan memengaruhi harga produk-produk yang dijual peritel.

Inflasi kita tahun ini bisa ditekan di bawah 4% bahkan cenderung 3,1%-3,2%. Ini sangat menarik dan bagus untuk daya beli konsumen. Karena tahun lalu di angka 7% plus minus 1%, jelas Roy Nicholas dalam konfrensi pers di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Kedua, harga komponen listrik, gas dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup terkendali juga membantu mendongkrak pertumbuhan industri ritel tahun ini. Ketiga, pertumbuhan industri ritel juga didukung oleh tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate yang telah turun tiga kali pada tahun ini.

Faktor BI rate sangat menentukan faktor pinjaman setiap masyarakat Indonesia, dan ada pinjaman baik buat rumah, KPR, atau mobil. Terjadi relaksasi karena BI rate turun, sehingga bunga pinjaman yang sebelumnya 10%-12%, sekarang cenderung ke 9%, tambahnya.

Keempat yakni adanya 14 paket kebijakan ekonomi yang telah ditelorkan pemerintah sejak akhir tahun lalu. Implementasi paket deregulasi tersebut saat ini telah mencapai 80% dan mendorong daya saing serta produktifitas industri ritel di Tanah Air. Kelima, penjualan produk ritel di momen Ramadhan tahun ini juga mengalami lonjakan cukup signifikan.

Hal ini karena penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang jauh lebih terstruktur dan terjangkau ke seluruh daerah di Tanah Air, sehingga mampu memutar produktifitas masyarakat Indonesia.

Karena itu tahun 2016 ini kami optimis bisa menutup di double digit di 10% peningkatan penjualan toko ritel kami. Tahun lalu, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 4,7% kita tutup dengan angka 8%. Kita harapkan dengan beberapa perubahaan tadi, kita bisa menutup di angka 10%, ungkapnya.