Menguji Kekuatan Ekonomi RI Jika The Fed Akan Menaikan Suku Bunga Lagi



( 2016-12-27 04:31:42 )

Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) diprediksi bakal kembali menaikkan suku bunga acuannya pada tahun depan setelah pada pertengahan bulan Desember 2016 telah menaikkan suku bunga sebesar 0,25% ke rentang 0,5%-0,75%.

Kenaikan suku bunga AS tersebut kerap memengaruhi perkembangan ekonomi baik dari sisi indeks saham di Indonesia, mata uang rupiah, dan lainnya. Lantas bagaimana jika pada tahun depan The Fed kembali menaikkan suku bunga?

Menurut analis Invest yang bernama Hans Kwee menuturkan, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan secara lambat dan hati-hati pada tahun 2017. Maka, kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu besar bagi Indonesia.

Dia menuturkan, jika pun terjadi goyangan, bukan lantaran investor mengalami kepanikan melainkan untuk menyesuaikan secara pelan-pelan. Pihaknya menilai, The Fed bakal menaikkan suku bunga dan jika naik cukup besar, maka rupiah akan mengalami pelemahan.

"Kalau kita lihat kenaikan Fed rate ada dana keluar dari emerging market tapi enggak besar. Ada goyangan ke IHSG tapi bersifat hanya sementara, contoh real case sementara ketika Fed naikkan suku bunga, banyak investor jual saham atau switching dari pasar saham ke obligasi, terjadi outflow," ujarnya ketika dihubungi di Jakarta, pada hari Senin (26.12.2016).

Bahkan, Direktur dan Kepala Riset Ekuitas Citigroup Securities Indonesia Ferry Wong meramalkan, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun 2017 sebesar 25 bps.

"Tingkat suku bunga The Fed akan menyentuh level 1% pada tahun depan, pada semester I/2017 akan naik lagi 25 bps," kata Ferry.

Sementara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, kenaikan suku bunga AS akan memengaruhi ketersediaan dana di emerging market, termasuk Indonesia.

"Sebelumnya disebutkan, kalau Donald Trump menjadi Presiden AS, maka Fed fund rate akan naik pada bulan Desember 2016. Sekarang analisa-analisa seperti itu harus ditinjau kembali," tuturnya.

Dia mengungkapkan, jika Trump mengimplementasikan kebijakan menurunkan pajak dan menaikkan utang pemerintah, maka kondisi tersebut akan mendorong peningkatan yield surat utang AS.