Minyak Tertekan Akibat Pasokan Meningkat



( 2016-12-22 07:13:37 )

Laporan persediaan minyak melebihi dari yang telah diharapkan memicu harga minyak dunia alami kemerosotan. The US Energy Information Administration melaporkan bahwa pasokan minyak domestik naik sebesar 2,26 juta barel pada pekan yang berakhir 16 Desember lalu. Sebelumnya berdasarkan survei pasokan minyak diharapkan turun menjadi 2,3 juta barel.

Meningkatnya pasokan minyak yang tak terduga dan adanya konflik menyebabkan harga minyak dunia cenderung tertekan. Di New York Mercantile Exchange, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Februari turun sebesar 81 sen atau 1,5 persen menjadi US$ 52,49 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman Februari di London's ICE Futures merosot sebesar 89 sen atau 1,6 persen menjadi US$ 54,46 per barel.

Sebelummya the American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak AS turun menjadi 4,1 juta barel sampai pekan yang berakhir pada 16 Desember 2016. Sedangkan bensin merosot 2 juta barel.

Laporan EIA dan API merupakan laporan yang mewakili produsen sering kali menampilkan perbedaan pasokan data besar secara mingguan. Hal ini juga memicu terjadinya pergerakan harga minyak.

"Laporan EIA ini menyediakan sejumlah "angin" untuk reli harga minyak mingguan dengan naik 2,3j juta barel secara mingguan. Hal ini berlawanan dengan harapan pasar. Sedangkan API melaporkan pasokan 4 juta barel ini seimbang," tutur Analis ClipperData Troy Vincent seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (22/12/2016).

Selain dari data pasokan minyak, aktivitas perdagangan mulai sepi jelang libur akhir tahun yang juga mempengaruhi pasar. Ke depan, investor akan lebih memperhatikan data minyak China pada akhir November. Sebelumnya China melaporkan kenaikan impor minyak sebesar 18 persen