Rupiah Dibuka Melemah 80 Poin Iringi Pelemahan Euro



( 2016-12-21 05:23:53 )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini melemah setelah kemarin sempat menguat. Pelemahan rupiah hari ini seiring dengan menguatnya yen terhadap USD dan melemahnya euro atas USD.

Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka pada level Rp13.473/USD. Posisi ini jauh melemah hingg sebesar 80 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.393/USD.

Sementara berdasarkan data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka berada di level Rp13.380/USD atau menguat tipis dari penutupan kemarin di level Rp13.438/USD. Meski demikian, pada pukul 10.10 WIB rupiah jauh melemah hingga menembus level Rp13.462/USD dengan kisaran harian Rp13.440-Rp1.485/USD.

Di sisi lain posisi rupiah menurut Yahoo Finance pada perdagangan hari ini dibuka berada di level Rp13.425/USD atau menguat dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp13.423/USD dan pada pukul 10.00 WIB tembus level Rp13.468/USD.

Berdasarkan rilis laman Reuters, Rabu (21/12/2016) USD menguat tajam terhadap beberapa mata uang dunia dan mendekati level tertinggi dalam 14 tahun terhadap euro, berkat pertumbuhan AS yang lebih tinggi dan lebih cepat dari kenaikan suku bunga di bawah Presiden Donald Trump.

Menjelang masa liburan akhir tahun, euro terhadap USD tergelincir ke posisi terendah dalam 14 tahun ke level 1,03665. Indeks USD terhadap enam mata uang utama menyentuh level 103,65, juga tertinggi dalam 14 tahun.

USD terlihat cukup kuat. Meskipun tidak ada faktor perdagangan segar, kita melihat pembelian USD setiap kali mata uang ini tergelincir, kata Shinichiro Kadota, kepala strategi valas di Barclays.

Indeks USD naik 5,8% sejak kemenangan Pemilu Presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump, yang telah berjanji akan melakukan pemotongan pajak besar dan belanja meningkat serta mengancam akan menaikkan tarif impor dari China dan Meksiko serta mengambil sikap lebih keras terhadap imigrasi.

Investor bergegas untuk aset AS karena mereka bertaruh pada kebijakan fiskal yang ekspansif akan mendorong pertumbuhan, inflasi dan suku bunga AS. Hasil daya tarik aset berbasis USD didukung lonjakan imbal hasil obligasi AS, tetap imbang untuk greenback.

Sementara, USD terhadap yen naik tipis ke level 117,83. Pound Inggris terhadap USD jatuh ke leveh terendah dalam satu bulan di 1,2313, tertekan oleh ketidakpastian baru atas proses di mana Inggris akan meninggalkan Uni Eropa.