Indonesia dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global



( 2016-12-13 07:55:56 )

Perekonomian saat ini masih dihantui dengan berbagai ketidakpastian, khususnya dari sisi global. Besar kemungkinan, bahwa risiko dari ketidakpastian tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia.

Kondisi tersebut dapat memicu timbulnya pesimisme, terutama bagi kalangan investor. Muncul kekhawatiran Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donal Trump akan merealisasikan kebijakan pajak yang dapat memicu kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang dibayangkan.

"Market pesimis sebab suku bunga AS bisa naik lebih cepat," ujar Kepala Ekonom PT Bank BRI Tbk Anggito Abimanyu, Senin (12/12/2016).

Dampaknya, arus modal bisa saja kembali pulang ke AS sebab akan muncul anggapan tempat yang paling aman untuk penempatan. Akan banyak mata uang negara sekaligus akan melemah terhadap dolar AS, begitu juga dengan pasar modal.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Meski begitu, Indonesia tidak akan seburuk seperti yang dialami banyak negara. Program pengampunan pajak atau tax amnesty memicu masuknya dana ke dalam negeri dengan jumlah cukup besar. Dolar AS diperkirakan tahun depan berada pada rentang Rp 13.300 - 13.400.

"Dari tax amnesty ada inflow. Walaupun ada capital outflow tapi masih ada inflow, dan indeks tetap diprediksi akan menguat," tuturnya.

Ekspor Indonesia juga diperkirakan mengalami peningkatan di tahun depan. Hal ini terjadi bersamaan dengan kenaikan harga minyak dunia yang juga berdampak terhadap perbaikan untuk berbagai komoditas.

"Sehingga posisi Indonesia masih lebih baik dari yang lain. Meskipun seluruh negara terkena dampaknya, dan cukup dalam," tandas Anggito.