Surat Utang Indonesia Diminati Investor Asing Pasca Terpilihnya Donald Trump



( 2016-12-09 07:21:53 )

Indonesia menjadi negara pertama pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang menerbitkan surat utang global berdenominasi dolar AS (USD) dengan target penjualan sebesar USD3,5 miliar. Transaksi penjualan surat utang tersebut tercatat mengalami kelebihan permintaan sebesar 3,4 kali dari target.

Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan surat utang global kali ini mendapat reaksi positif dari investor. Padahal, kondisi pasar keuangan pasca terpilihnya Trump mengalami gejolak atau volatil.

Setelah pemilu AS, belum ada negara yang menerbitkan global bond. Kita cukup berani karena kita cukup dikenal karena fundamental ekonomi kita kuat. Makanya mereka (investor) melihat ini sebagai kesempatan, ujar Robert kepada media di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/12/2016).

Robert mengatakan, pihaknya menerbitkan tiga seri utang, yakni RI022 dengan tenor 5 tahun dan imbal hasil (yield) 4%, RI0127 dengan tenor 10 tahun dengan imbal hasil 4,75%, dan RI0147 dengan tenor 30 tahun dengan imbal hasil 5,7%. Adapun besaran yang dialokasikan untuk tiap seri masing-masing USD750 juta, USD1,25 miliar, dan USD1,5 miliar.

Pemesanan saat lelang sempat menyentuh USD13,1 miliar kemudian tutup lelang USD12 miliar. Atas jumlah pemesanan yang tinggi, waktu kita tutup, itu kita bisa kurangi yieldnya. Tenor 5 tahun itu jadi 3,75%, 10 tahun jadi 4,4%, tenor 30 tahun jadi 5,3%. Ini adalah dampak respons positif investor sehingga kita punya kesempatan untuk mengurangi yield, jelasnya.

Selain imbal hasil yang dibayarkan lebih rendah, Robert juga senang karena surat utang global Indonesia cukup kompetitif dengan surat utang AS karena gap antara keduanya lebih kecil dibanding tahun lalu. Kebijakan ekonomi Trump yang mendongkrak imbal hasil surat utang AS tidak menyurutkan minat investor global, termasuk AS, untuk membeli surat utang global pemerintah Indonesia.

Penerbitan surat utang kali ini memperoleh rating BBB- (stabil) dari Fitch dan Baa3 (stabil) dari Moody's. Adapun join lead manager dan join bookrunners yang mengawal transaksi ini adalah Bank of America Merryll Lynch, Citigroup, HSBC, dan Standard Chartered Bank, serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Penerbitan ini dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.