JK Tidak Yakin Trump Mampu Buat AS Lebih Protektif



( 2016-12-08 10:18:50 )

Wakil Presiden ‎Jusuf Kalla (JK) optimistis terhadap apa yang dikatakan Donald Trump saat masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tidak akan diterapkan 100 persen pada saat dirinya resmi menjadi Presiden AS nanti. Salah satu contohnya kebijakan Donald Trump tentang proteksi terhadap produk China.

"Seperti contohnya, apa benar dia akan proteksionis? Saya rasa tidak, itu tidak mungkin. Mau bikin pajak untuk barang-barang China di over side kalau sampai dia lakukan hal itu maka berontaklah rakyat AS, sebab sudah pasti daya beli menurun dan jatuh miskin, karena itu hal tersebut tidak akan terjadi," tutur dia dalam Breakfast Meeting bertema Masa Depan Ekonomi Indonesia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (8/12/2016).

JK mengatakan, hampir seluruh barang-barang yang dijual di pusat perbelanjaan di Negeri Paman Sam berasal dari negara lain, antara lain China, Vietnam, Meksiko bahkan Indonesia. Jadi tidak mungkin kalau tiba-tiba Trump memproyeksi masuknya barang-barang tersebut ke pasar AS.

"Kalau masuk AS 90 persen barang-barang di setiap mal itu dari China, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Meksiko, jadi tidak mungkin dia lakukan itu. Jadi efek Trump yang dikampanyekan tidak akan dilakukan," ujar dia.

Dari perbincangannya dengan mantan Presiden AS Barrack Obama, sambung JK, pria yang pernah tinggal di Indonesia itu pun hanya tertawa. Obama merasa bahwa hanya 50 persen dari kampanye Trump yang akan direalisasikan menjadi ‎kebijakan.

"Orang mengatakan kampanye satu sisi, namun saat pelaksanaannya saya bicara dengan Presiden Obama apa yang terjadi setelah tidak di sana, apa yang dibuat Trump, dia tertawa. Saya tanya seberapa jauh Trump akan merealisasikan kampanyenya, pasti dia pragmatis.‎ Saya tanya di atas 50 persen atau di bawahnya? di bawah 50 persen di jalankan kampanyenya," terang dia.

‎Jawaban yang sama pun didapatkan oleh JK ketika berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Abe menuturkan untuk tidak perlu terlalu khawatir akan terpilihnya Trump dan dampaknya ke perekonomian AS.

‎"Ketika bicara dengan Abe, saya tanya apa yang dibicarakan dengan Trump? Dia malah ketawa terbahak-bahak dan mengatakan jangan terlalu khawatir. Itu realistis lah sama seperti kampanye di DKI yang banyak janji siapapun yang terpilih akan memakmurkan rakyatnya, sama juga waktu saya kampanye begitu juga.‎ Jadi pengaruh itu pasti ada tapi efek jangka menengah iya, sebab hal itu pasti terjadi," tutur dia.