Melemahnya Ringgit Berimbas Positif pada CPO



( 2016-11-24 06:38:48 )

Walaupun beberapa hari ini IHSG bergerak stagnan (terkonsolidasi), namun seperti biasa, kita masih tetap mendapatkan peluang bagus dengan trading pada saham-saham tertentu.

Setelah sukses dengan AGRO, TRAM, dan NIKL dengan keuntungan mencapai 85-100% lebih, terdapat beberapa saham lain yang bisa menjadi alternatif berpotensi untuk meroket, demikian juga dengan update saham-saham yang sudah melejit seperti NIKL, AGRO dan TRAM, apa strategi yang akan dilakukan selanjutnya.

Bagaimana perdagangan saham hari ini?

Bursa AS bergerak tidak teratur. Indeks Dow Jones ditutup menguat sebesar 0,31% di level 19.083,18. Pasar saham AS juga ditutup tak beraturan seiring dengan aksi investor menyelami data ekonomi AS, termasuk hasil notulensi dari pertemuan The Federal Reserve bulan November.

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan menguat sebesar 0,14 % di level 5.211 . Hari ini saya melihat IHSG akan bergerak tidak teratur dalam range 5.100-5.300.

Info untuk industri CPO.

Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali alami peningkatan seiring dengan melemahnya ringgit. Namun kenaikan CPO tersebut terancam oleh naiknya suplai hingga berkurangnya angka permintaan. Jadi penguatan harga CPO bersifat hanya sementara.

Pelemahan ringgit yang cukup signifikan memberi dampak terhadap harga CPO. Ringgit melemah di hadapan dolar AS karena adanya sentimen kenaikan suku bunga.

Peluang CPO kalau dilihat dari pelemahan ringgit masih tetap menguat, karena adanya potensi ringgit yang akan melemah seiring dengan penguatan dolar AS.

Selain daripada itu, Malaysian Palm Oil Association memperkirakan produksi CPO pada periode November akan turun sebesar 3,6% dibanding periode pada bulan sebelumnya. Jika produksi CPO berkurang ini merupakan sentimen positif untuk industri CPO yang bisa membuat harga saham CPO kembali menguat.