Ekonomi Indonesia Berisiko Terseret Kondisi Ekonomi Global



( 2016-11-10 06:41:21 )

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kondisi ekonomi global berisiko menyeret Indonesia kedalam pelemahan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi global yang kerap dikoreksi ke bawah.

Menurutnya, tidak pernah ada selama beberapa tahun ini perekonomian dunia dikoreksi ke atas. Di sanalah kita hidup dengan berbagai macam risiko global. Coba melihat pada 2016 (proyeksi pertumbuhan ekonomi global) bermula cukup tinggi. Pada 2015 diperkirakan 3,3%, kira-kira. Kemudian turun, turun dan proyeksinya 3,1%, ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Dia mengatakan, tahun depan pun akan sama. Darmin mengungkapkan, pada awalnya Indonesia juga optimis, namun dengan adanya koreksi tersebut, pemerintah juga mengoreksi pertumbuhan ekonomi dan menerapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis tahun depan.

Optimisme mereka (global) di awal tahun ada. Namun realitasnya tidak seperti yang diharapkan sebelumnya. Karenanya kita kemudian bisa melihat pada 2017 ekonomi dunia 3,4%. Kecenderungannya pada bulan-bulan ke depan dia akan mulai dikoreksi ke bawah. Akhirnya, kita juga harus membuat asumsi pertumbuhan ekonomi lebih realistis, jelasnya.

Sebagai gambaran, ekonomi AS diperkirakan naik sedikit menjadi 2,2%, China tahun ini menargetkan 6,5% dan tahun depan 6,2%, India 7,6% tahun ini dan tahun depan tetap. Sementara, ASEAN 4,8% dan tahun depan 5,1%.

Nah, nanti kita lihat, apakah negara-negara tersebut akan mengoreksi juga atau enggak. Karena biasanya mereka per tiga bulan di koreksi lagi, tutup Darmin.