Harga Minyak Turun 2% Akibat Cadangan Berlimpah



( 2015-10-23 10:40:21 )

Harga minyak menurun sampai 2 persen pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak tersebut menuju ke level terendah dalam 3 pekan terakhir. Hal itu disebabkan karena pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan terjadi penambahan stok minyak mentah meskipun terjadi penurunan cadangan minyak olahan.

Mengutip Reuters, Kamis (22/10/2015), harga minyak mentah di AS turun US$ 1,09 per barel atau 2,4 persen menjadi US$ 45,20 per barel, menuju angka terendah dalam 3 pekan terakhir yang ada di angka US$ 44,86 per barel.

Sedangkan minyak Brent yang merupakan acuan harga dunia juga mengalami penurunan sebesar 86 sen atau 1,8 persen menjadi US$ 47,85 per barel.

Departemen Energi AS memberitahukan bahwa persediaan minyak mentah di AS mengalami kenaikan 8 juta barel pada minggu lalu. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat di atas perkiraan analis yang disurvei oleh Reuters. Para analis memperkirakan bahwa kenaikan stok minyak mentah di AS hanya akan ada di kisaran 3,9 juta barel.

Kenaikan persediaan minyak mentah di AS tersebut juga di atas laporan American Petroleum Institute yang berada di angka 7,1 juta barel.

"Harga minyak terus mengalami tekanan di tengah berlimpahnya pasokan," jelas analis di perusahaan konsultan energi Clipperdata, Matt Smith.

Permintaan minyak terus mengalami penurunan sejak terjadinya krisis yang melanda Eropa. Puncak penurunan harga minyak terjadi setelah ekonomi China terus-menerus mengalami tekanan.

Sejak 2010 lalu pertumbuhan ekonomi China mengalami penurunan dari level 12 persen hingga di akhir kuartal III 2015 kemarin yang ada di angka 6,9 persen.

Chief Executive Mercuria, Marco Dunand menjelaskan, harga minyak akan kembali meningkat jika organisasi pengekspor minyak (OPEC) mengurangi produksi sehingga banjir pasokan tidak akan terjadi lagi.