Babak Akhir Duel Clinton - Trump Dongkrak Harga Minyak Dunia



( 2016-11-08 05:30:31 )

Harga minyak mentah alami penguatan 1 persen pada hari Senin (7/11) waktu Amerika Serikat, didorong kabar bahwa calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dinyatakan tidak bersalah dalam skandal penggunaan surat elektroniknya.

Mengutip dari laman Reuters, The Federal Bureau of Investigation (FBI) tidak akan menuntut Clinton karena memakai server surat elektronik pribadinya saat aktivitas kenegaraan. Pernyataan tersebut muncul pada hari Minggu (6/11) waktu setempat.

Kondisi ini mengurangi peluang kemenangan Calon Presiden Partai Republik Donald Trump, di mana pandangannya terhadap kebijakan luar negeri, perdagangan, dan imigrasi selalu membuat pasar tidak menentu. Di sisi lain, hal ini membuat prospek kemenangan Clinton semakin menguat.

Sebab Clinton memiliki peluang lebih baik, nilai tukar dolar AS juga ikut meningkat. Hal ini membuat minyak yang dijual menggunakan denominasi Dolar menjadi lebih mahal dibanding minyak yang dijual menggunakan mata uang lain.

Pada akhirnya, tren kenaikan harga minyak juga ikut tertahan. Tercatat, West Texas Intermediate (WTI) CLc1 ditutup menguat 1,9 persen ke angka US$44,89 per barel dan Brent LCOc1 ditutup menguat 1,3 persen lebih tinggi ke angka, US$46,15 per barel.

Akan tetapi, sentimen politik diperkirakan tidak akan membuat harga minyak menanjak lebih tinggi lagi. Executive Vice-President dari Powerhouse David Thompson menyebut, peningkatan harga minyak tidak disebabkan oleh sentimen kebijakan Clinton. Namun, pasar malah khawatir akan ketidakpastian jika malah Trump yang menang.

"Apa akan terjadi peningkatan harga minyak setelah Clinton terpilih? Saya rasa tidak," ujar Thompson.

Peningkatan harga minyak di masa depan justru tertolong oleh turunnya persediaan di hub pengiriman minyak futures di Cushing, negara bagian Oklahoma. Menurut perusahaan jasa pengawasan energi, Genscape, persediaan minyak di Cushing menurun sebesar 442,07 ribu barel pada pekan lalu.

Tetapi, analis tetap memperkirakan adanya kenaikan persediaan minyak pada pekan lalu sebanyak 1,1 juta barel.