Menanti Kelahiran Lembaga Pembiayaan Sekuritas



( 2016-11-08 05:30:18 )

Kabar baik bagi investor di pasar modal, tidak lama lagi sebuah lembaga pembiayaan sekuritas (securities financing) akan terbentuk. Perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas itu akan berperan sebagai penyedia pendanaan kepada Perusahaan Efek yang terdaftar sebagai Anggota Bursa (AB).

Dalam waktu dekat, kucuran pinjaman tersebut dapat diperuntukkan bagi fasilitas transaksi margin yang dimiliki para anggota bursa. Dengan tambahan pendanaan yang didapat dari perusahaan securities financing ini, anggota bursa dapat menyalurkan kepada investor agar dapat lebih leluasa melakukan transaksi margin.

Meski demikian, tentunya terdapat batasan pinjaman yang dapat diberikan oleh masing-masing AB kepada masing- masing investor dengan memperhatikan limit trading AB sesuai ketentuan hair cut KPEI. Tapi, satu hal yang perlu diingat bahwa tidak semua saham bisa ditransaksikan secara margin. Saham-saham yang bisa ditransaksikan lewat pembiayaan margin tersebut disyaratkan berfundamental bagus dan didukung dengan likuiditas yang memadai.

Hal ini dilakukan tidak lain untuk meminimalkan risiko terhadap pemodal yang menggunakan transaksi margin tersebut. Nah kembali pada pendirian securities financing . Lembaga pembiayaan ini nantinya akan menjadi solusi atas kebutuhan dana para investor. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, tujuan didirikannya perusahaan ini untuk meningkatkan likuiditas dan nilai transaksi.

Untuk diketahui, seiring dibukanya akses pembiayaan sekuritas tersebut, BEI akan memperluas jumlah saham yang bisa ditransaksikan lewat fasilitas margin menjadi sebanyak lebih dari 200 saham dari jumlah saat ini yang hanya sebanyak 45 saham. Tapi, syaratnya AB harus meningkatkan permodalannya (MKBD Modal Kerja Bersih Disesuaikan).

Saat ini AB hanya dipersyaratkan untuk memiliki MKBD minimal sebesar Rp25 miliar agar dapat melakukan transaksi margin. Dengan peningkatan permodalan AB tersebut, risiko margin akan dapat diminimalkan serta tujuan peningkatan likuiditas serta nilai transaksi dapat dicapai. Adapun plafon pinjaman yang diberikan lembaga ini mencapai Rp100 miliar.

Kita telah lakukan studi banding ke beberapa negara yang telah memiliki securities financing , (untuk nilai plafon pinjaman) Jepang yang besar. Kita lihat (lembaga) ini efektif untuk mengangkat likuiditas karena broker kan punya kapasitas yang terbatas. Kalau kita berikan pinjaman, mereka akan punya kemampuan untuk meningkatkan kemampuan (memberikan pinjaman), kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT BEI Hamdi Hassyarbaini.

Selain BEI, pendirian securities financing tersebut juga diinisiasi oleh dua SRO lain, yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Tiga SRO tersebut menyuntik modal awal sebesar Rp250 miliar pada perusahaan tersebut. Hamdi mengatakan, pada awal beroperasi nanti anak usaha ini memiliki kemampuan pembiayaan hingga Rp1 triliun.

Saat ini Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator pasar modal telah memberikan izin prinsip pendirian perusahaan tersebut. Sementara pembentukan sebagai Perseroan Terbatas (PT) sedang dipersiapkan. Bila tidak ada aral melintang, SRO menargetkan securities financing tersebut sudah bisa beroperasi pada semester II 2017.