Libur Thanksgiving Membuat Harga Minyak Kembali Stabil



( 2015-11-26 07:28:16 )

Setelah pulih dari posisi terendahnya pada Rabu (Kamis pagi) harga minyak mentah dunia kembali stabil, hal ini dipicu pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan serta menurunnya jumlah rig pengeboran yang aktif di Amerika Serikat (AS).

Pedagang dan investor juga sedang menghindari harga minyak yang akan kembali bearish menjelang penutupan pasar pada Kamis ini, sehubungan dengan liburan Thanksgiving.

Tercatat turun 15 sen menjadi US$ 42,72 per barel untuk harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI), setelah sebelumnya sempat berada di posisi US$ 41,72 per barel.

Sedangkan untuk harga minyak jenis Brent diperdagangkan 25 sen lebih rendah ke posisi US$ 45,87 per barel, setelah sebelumnya sempat menyentuh batas bawah US$ 45,03 per barel.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan tidak lebih dari 300 ribu lot, sedikit berkurang dari perdagangan Senin lalu yang berada di atas 500 ribu lot, menurut keterangan Reuters. Volume perdagangan ini memiliki potensi memutarbalikan harga untuk bergerak, ujar para pedagang.

Harga minyak menurun setelah Lembaga Administrasi Informasi Energi AS, menyatakan bahwa cadangan minyak mentah di seluruh negera naik 961 ribu per barel pekan lalu.

Sebuah informasi dari kelompok industri American Petroleum Institute, bersiap-siap akan adanya kenaikan stok sebesar 2,6 juta barel. Sementara jajak pendapat analis Reuters memprediksi adanya pasokan hingga 1,2 juta barel.

Di sisi lain, perusahaan jasa minyak Baker Hughes menyampaikan, rig minyak yang beroperasi di AS tercatat sedikit berkurang di pekan ini. Para pengebor telah mengurangi jumlah rig, sebab mereka masih menunggu harga minyak kembali naik, menurut data Baker Hughes.

Persediaan minyak mentah AS secara keseluruhan mengalami kenaikan kurang dari 1 juta barel. Di mana Cushing, Oklahoma, yang menjadi hub pengiriman minyak WTI memiliki stok 1,74 juta barel. "Kami berspekulasi jika ada aksi unjuk rasa, (stok) akan berumur lebih pendek," kata Tariq Zahir, salah satu pedagang minyak mentah Tyche Capital Advisors di Long Island, New York.