Uang beredar tumbuh melambat pada September



( 2016-11-01 02:48:03 )

Pertumbuhan likuiditas perekonomian, uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada bulan September 2016. Pertumbuhan M2 pada September 2016 tercatat sebesar 5,1% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,8% (yoy).

Berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen M1 (uang beredar sempit), uang kuasi, dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 5,9% (yoy), 5,0% (yoy), dan -35,8% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,6% (yoy), 7,0% (yoy), dan -9,9% (yoy).

"Uang kuasi yang memiliki share 76% dari total M2 mencapai posisi Rp3.598,9 triliun atau tumbuh melambat dari 7% (yoy) pada September 2016 menjadi 5% pada Agustus 2016," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara di Jakarta, pada hari Senin (31.10.2016).

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, lanjut dia, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi melambatnya pertumbuhan kredit perbankan dan kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat (pempus).

Menurutnya, kontraksi operasi keuangan pempus tercermin dari meningkatnya simpanam Pempus di BI yang tumbuh 55,6%, atau berkebalikan dengan bulan sebelumnya yang turun sebesar -0,5% (yoy). "Kenaikan simpanan tersebut sejalan dengan penerimaan dana tebusan tax amnesty," ucapnya.

Sementara, posisi M1 pada September 2016 tercatat sebesar Rp1.126 triliun atau tumbuh sebesar 5,9% (yoy) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,6%. Sedangkan surat berharga, selain saham turun lebih dalam dari -9,9% pada Agustus 2016 menjadi -35,8% (yoy) pada September 2016.

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan uang kuasi, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh melambat dari 6,7% menjadi 4% pada September 2016. Dia memaparkan, simpanan berjangka dan tabungan tumbuh sebesar 2,7% (yoy) dan 11,5% (yoy) pada September 2016, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 4,6% (yoy) dan 14,6% (yoy).

Adapun giro mengalami penurunan sebesar -3,1% pada September 2016 yang bulan sebelumnya tumbuh 0,8% (yoy). "Meskipun pertumbuhan giro secara tahunan melambat, namun giro valas yang sebelumnya turun -19,6% (yoy) menjadi -17,1% (yoy). Hal ini didorong tambahan giro valas terkait repatriasi dana valas masyarakat dari luar negeri," tandas dia.