Dolar AS Menjadi Ancaman Besar Bagi Ekonomi Global



( 2015-11-25 09:50:13 )

Untuk kali pertama di sembilan tahun terakhir, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menyatakan siap untuk menaikkan suku bunganya.

Sementara di waktu yang sama, bank-bank sentral besar di seluruh dunia masih dalam upaya membangkitkan perekonomiannya setelah program Quantitative Easing yang dilakukan The Fed secara bertahap.

Mengutip Business Insider, normalisasi suku bunga The Fed diperkirakan akan berubah menjadi pasar besar untuk dolar. Kenaikan dolar AS adalah masalah besar terhadap utang yang berdenominasi dolar AS dalam jumlah besar yang dimiliki oleh negara-negara di luar AS.

"Tren (penguatan dolar AS) tersebut juga dapat menjadi penyebab krisis finansial global berikutnya," ujar pakar finansial ternama John Mauldin.

Dia menjelaskan, suku bunga rendah di AS selama beberapa tahun belakangan ini telah menyebabkan pinjaman dolar AS dalam jumlah besar di seluruh dunia. Diprediksi hal itu banyak menimpa negara-negara berkembang.

Riset yang dilakukan Bank of International Settlements menampilkan bahwa terdapat utang senilai US$ 9,7 triliun berdenominasi dolar AS di luar negara adidaya tersebut. Nilai tersebut terus melompat naik dari US$ 5,6 triliun pada akhir 2008.

Banyak perusahaan dan pemerintahan di negara-negara berkembang melakukan pinjaman dana dalam bentuk dolar AS karena terdapat suku bunga yang sangat rendah. Hampir mendekati nol.

Dengan peningkatan nilai tukar dolar AS, maka harga yang harus dibayar untuk setiap negara menjadi jauh lebih tinggi. Kondisi tersebut membuat perusahaan-perusahaan tenggelam dalam utang yang berjumlah besar.

Di samping itu, menurut Mauldin, kenaikan dolar AS dapat menjerumuskan para kreditor internasional masuk dalam proses pembayaran utang yang pelik. Keadaan itu akan menjadi konsekuensi terbesar dari menguatnya dolar AS akibat normalisasi suku bunga yang ditenggarai oleh The Fed.

Hingga saat ini, Gubernur The Fed Janet Yellen masih menunggu waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga AS. Semua bergantung pada perkembangan pasar tenaga kerja dan peningkatan inflasi untuk mencapai target dua persen.

Sementara para pelaku pasar meyakini The Fed mulai menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.