OJK Bersiap Hadapi Integrasi Perbankan ASEAN di 2020



( 2016-10-14 02:30:10 )

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah dan regulator sepakat memperkuat kerja sama bilateral jelang integrasi perbankan ASEAN melalui kerangka ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) yang dimulai pada tahun 2020, mendatang. Sebelum integrasi tersebut, OJK menerangkan telah ada beberapa diskusi bilateral terkait integrasi perbankan ASEAN salah satunya kesepakatan bilateral dengan bank sentral Malaysia beberapa waktu lalu.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai, langkah bilateral ini dimaksudkan agar perbankan nasional siap dalam menghadapi ABIF tahun 2020. "Maka sebelum tahun 2020, dilakukan beberapa kali diskusi bilateral. Kita jadi negara pertama yang lakukan langkah lanjutan seperti kesepakatan bilateral dengan Malaysia," ujar Muliaman dalam diskusi Persiapan SDM Perbankan Indonesia dalam ASEAN Financial Services and Banking Integration 2020 di Jakarta.

Melalui kerja sama ini, maka perbankan di Indonesia menurutnya akan lebih mudah membuka kantor cabang di Malaysia. "Beberapa langkah maju juga mewarani perjanjian bilateral itu karena batasan-batasan yang ramai, menjadi sangat terbuka. Jadi tidak ada lagi pembatasan kantor cabang dan ATM. Tinggal apa yang sudah dibuka itu dimanfaatkan," kata dia.

Setelah Malaysia, dia menerangkan OJK juga tengah menjalanin kerja sama dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, Kamboja, dan Vietnam. Bahkan OJK telah melakukan pertemuan dengan negara Thailand.

Menurut dia, jalinan kerja sama dengan Thailand menjadi sangat penting karena bisa menjadi langkah awal kerja sama dengan negara lain disekitarnya. Bahkan, ini akan membuat peluang yang dimiliki industri keuangan nasional semakin terbuka untuk memperluas pasarnya.

"Yang sudah hampir dekat prosesnya yakni Thailand. Sudah 2 hingga 3 kali pertemuan untuk sepakati beberapa item," sebut dia.

Muliaman menjelaskan, negara Thailand dapat menjadi batu loncatan bagi perbankan Indonesia untuk membuka kantor cabang di negara Asia Tenggara lainnya seperti Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. Sebab, bisnis Thailand dengan negara tetangganya sangat dominan. Selain itu lanjut dia potensi layanan jasa keuangan di Thailand juga masih terbuka sangat besar, apalagi dengan sudah masuknya berbagai sektor industri di Thailand.

"Harapan disana banyak sekali. Ada usaha properti sudah masuk, kemudian kegiatan usaha lain juga sudah masuk termasuk kehadiran pabrik semen dan lainnya. Saya pikir ini jadi landasan untuk difasilitasi. Kita tidak bisa tinggal diam, harus aktif cari peluang kemudian bisa manfaatkan beberapa potensi yang ada," paparnya.

Dia pun berharap, keberadaan ASEAN Financial Services and Banking Integration 2020 bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh industri jasa keuangan di Indonesia. Apalagi pemerintah sudah melakukan negosiasi bilateral dengan negara-negara di ASEAN untuk membuka peluang kerja sama.