Efek Penurunan Kritis Pada Poundsterling Masih Berkelanjutan



( 2016-10-07 06:45:24 )

Insiden yang baru saja terjadi di pasar forex sesi New York hari ini dialami oleh mata uang Inggris yakni Poundsterling, dimana nilai mata uang tersebut tergelincir paling parah terhadap sejumlah rivalnya seperti dolar AS dan Euro. Keadaan poundsterling sebelumnya sedang mengalami hantaman yang kuat yang dimulai pada awal minggu ini sampai menyentuh ke posisi terendah 31 tahun.

Dalam perdagangannya tadi malam, poundsterling secara mencengangkan jatuh ke posisi 1.1378 namun tidak lama kemudian naik lagi ke posisi 1.2454. Menurut banyak pemberitaan media asing mengatakan kejadian terjun bebasnya pound diduga oleh kesalahan investor besar mengambil posisi trading atau biasa disebut fat finger (typo error dalam mengetik posisi trading). Kecelakan parah tersebut mendapat sentimen dari pernyataan Presiden Perancis Hollande yang minta Uni Eropa persulit negosiasi dengan Inggris dalam proses keluarnya negeri tersebut yang ditetapkan pemerintah pada akhir Maret 2017.

PM Inggris Theresa May hari Minggu umumkan pemerintahannya akan mulai lakukan negosisasi keluar dari Uni Eropa pada Maret 2017, dan pengumuman ini membuat negara kawasan Eropa panik sehingga pound semakin tertekan. Sebagai informasi, pengumuman Theresa May ini membuat sentimen Brexit dalam perdagangan forex menjadi Hard Brexit, suatu kondisi yang membuat pasar global panik akan kondisi kawasan Eropa dengan cepatnya waktu Inggris keluar dari Uni Eropa.

Pasar menilai baik Inggris dan juga Eropa belum siap dengan keputusan yang sepihak tersebut. Bahkan dapat memicu aksi serupa anggota Uni Eropa lainnya dan membuat kondisi Eropa semakin runyam. Menjelang akhir perdagangan sesi Asia hari Jumat (07/10) kurs pound Inggris masih berada di posisi yang kurang baik dalam perdagangan 3 dekade baik terhadap dollar AS dan juga Euro. Terhadap dollar AS, pasangan GBP/USD saat ini sudah turun 2 persen lebih ke posisi 1.2438.