Hasil Keputusan OPEC Membuat Pasar Berenergi, Walau Sedikit Menekan Dolar



( 2016-09-29 08:46:55 )

Berlangsungnya pertemuan non-formal OPEC di Aljazair pada hari Selasa (28/09) waktu setempat menghasilkan sebuah keputusan untuk menyusutkan produksinya. Hasil keputusan tersebut menggerakkan peningkatan harga minyak di pasar komoditi, biarpun harga emas tidak ikut terbawa naik, namun berimbas pada Dolar AS yang sedikit terpukul dan bursa saham mengalami kenaikan.

Pada penutupan perdagangan berjangka, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan November naik $ 2,38 ke harga $ 47,05 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Ini merupakan penutupan tertinggi sejak 8 September kemarin. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak bulan November ditutup meningkat $ 2,72 atau bertambah sebesar 5,9 persen ke harga $ 48,69 per barel di bursa ICE Futures Europe London. Harga acuan minyak global ini lebih tinggi $ 1,64 dibandingkan dengan minyak WTI. Pada awal perdagangan, harga minyak mentah turun oleh sentimen data ekonomi dimana dikatakan suplai minyak gasoline AS mengalami kenaikan. Harus diakui bahwa pertemuan OPEC kali ini memang membayangi sentimen fundamental pasar.

Dengan keputusan OPEC ini bukan hanya membuat harga minyak mentah melonjak naik, namun juga saham-saham emiten produsen minyak. Saham para produsen minyak dan gas di bursa S&P 500 melonjak harganya, terbesar sejak Januari silam. Meski diawal sempat terombang-ambing sambil menunggu keputusan OPEC, begitu pernyataan itu muncul, harga bergerak naik. Kenaikan sektor energi ini mampu menghapus penurunan yang terjadi diawal perdagangan. Sebelumnya, saham Nike Inc dan AT&T turun masing-masing 3,8 persen dan 1,5 persen. Indeks saham S&P 500 yang sempat turun 0,4 persen akhirnya naik, dan ditutup menguat 0,5 persen ke level 2.171,37. Tingkat penutupan ini berada diatas rata-rata penutupan indeks selama 50 hari untuk pertama kalinya dalam satu pekan terakhir. Kenaikan indek ini juga mengubah catatan kinerja bulanan menjadi positif pada bulan ini.

Korelasi harga minyak mentah dan saham memang mengendur pada saat ini. Meski demikian, pada perdagangan hari ini mampu mengarahkan beberapa transaksi selama sepekan ini. Pasar akan memasuki masa pelaporan emiten, tentu saja akan semakin banyak sentimen positif yang akan mendorong indek naik lebih tinggi. Indek Bloomberg Dolar AS turun 0,1 persen. Di tahun ini, Dolar AS mengalami kemerosotan sebesar 4 persen setelah sejumlah pialang pasar uang kehilangan kepercayaan akan kebijakan The Federal Reserve bisa berbeda dengan apa yang diputuskan oleh Eropa dan Jepang. Dimana kedua bank sentral ini telah melakukan kebijakan yang sebelumnya belum pernah dijalankan, suku bunga negatif.

Pada pekan lalu, para pembuat kebijakan memprediksikan bahwa kenaikan suku bunga AS akan mereka lakukan setidaknya satu kali pada tahun 2016 ini. Mereka juga mengurangi perkiraan kebijakan moneter yang lebih ketat akan dilakukan ditahun depan. Pernyataan yang dianggap lebih lunak, dari harapan pasar untuk lebih bersikap agresif ini mengecewakan pasar. Setidaknya kini pasar lebih memilih menanti dari perkembangan ekonomi AS sendiri. Untuk pekan depan, indikator pasar tenaga kerja dianggap memiliki sentimen yang kuat yang dapat menggerakkan harga pasar.