Harga Minyak Naik Akibat Jatuhnya Dolar AS



( 2016-09-22 07:30:00 )

Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan dari hari sebelumnya di perdagangan Asia pada Kamis (22/9/2016). Berdasarkan rilis Reuters, penguatan ini merupakan kejutan dimana beberapa pekan belakangan, harga minyak kerap naik turun.

Minyak berjangka AS, West Texas diperdagangkan naik 25 sen ke level USD45,59 per barel pada 00:45 GMT. Kontrak minyak telah naik 3% dari hari sebelumnya.

Harga naik setelah data badan energi AS (Energy Information Administration/EIA) melansir data yang mengejutkan. Persediaan minyak Negeri Paman Sam jatuh 6,2 juta barel, melebihi dari perkiraan jajak pendapat di Reuters yang memperkirakan 3,4 juta barel.

Harga minyak naik setelah data EIA menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Februari, ungkap ANZ Bank dalam sebuah catatan pada hari Kamis.

Sementara, minyak berjangka International Brent naik 27 sen ke USD47,10 per barel dari penutupan terakhir mereka.

Brent melonjak disebabkan oleh pemogokan pekerja minyak di Norwegia yang mengancam akan memotong produksi minyak mentah di Laut Utara.

Melemahnya dolar AS setelah Federal Reserve tidak jadi menaikkan suku bunga AS juga mendukung harga minyak. Karena membuat impor bahan bakar terhadap dolar diperdagangkan lebih murah untuk negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya.

Meski demikian, kenaikan baru-baru ini menurut para analis masih ringkih. Tekanan untuk memproduksi minyak berlebih bisa kembali menggelincirkan harha minyak.

Dalam dunia yang terus berputar (terutama AS) yang meningkatkan produktivitas shale bisa membuat daerah penghasil minyak lain di seluruh dunia menjadi terfokus pada daya saing biaya dan produksi besar-besaran. Jadi investor dan perusahaan harus mempersiapkan lingkungan harga minyak atas rangebound, menurut catatan Goldman Sachs.