Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik Usai Laporan Data API



( 2016-09-21 04:57:30 )

Pada penutupan perdagangan hari Rabu dinihari terpantau harga minyak mentah melambung tinggi selepas pasar memberikan tanggapan terhadap laporan OPEC bahwa negosiasi pembekuan produksi mungkin dapat menetap lebih lama dari yang diharapkan.

Mulanya, Harga minyak menurun pada pesimisme bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak mentah utama lainnya akan dapat mencapai kesepakatan pembekuan produksi pada pembahasan informal tanggal 26-28 September di Aljazair. Lima eksportir minyak terbesar OPEC yakni Arab Saudi, Iran, Irak, Nigeria dan Libya, kesemuanya mengangkat atau mencoba untuk meningkatkan produksi dalam beberapa bulan terakhir bahkan ketika berbicara terkait pembekuan.

Data resmi yang dirilis pada hari Senin dikonfirmasi bahwa kenaikan ekspor minyak Arab Saudi pada bulan Juli untuk 7.622.000 barel per hari, naik dari 7.456.000 barel per hari pada bulan Juni. Tetapi sekitar tengah hari perdagangan, aksi short-covering dan pembelian baru muncul dari sentimen OPEC yang mempublikasikan kesepakatan di Aljazair.

Mohammed Barkindo yang merupakan Sekretaris Jenderal OPEC menerangkan dia memperkirakan potensi kesepakatan pembekuan antara OPEC dan produsen lain untuk membekukan produksi yang berlangsung satu tahun, lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Para pedagang juga menyimpulkan komentar dari Menteri Energi Aljazair Noureddine Bouterfa Selasa bahwa anggota OPEC bisa memutuskan untuk mempersiapkan pertemuan luar biasa untuk membahas harga minyak segera setelah pertemuan informal di Aljazair pada pekan depan. Bouterfa kepada radio lokal menyatakan optimis bahwa peserta akan mencapai konsensus tentang bagaimana untuk menstabilkan pasar minyak pada pertemuan OPEC dan produsen non-OPEC pada 26-28 September di Aljazair.

Sementara itu bensin berjangka AS jatuh 4 persen setelah Colonial Pipeline mengatakan mereka memperkirakan untuk me-restart utama 1,3 juta barel per baris bensin hari Rabu setelah ditutup selama lebih dari seminggu untuk memperbaiki kebocoran terbesar dalam hampir dua dekade. Berita mendorong pedagang untuk menjual bensin dan membeli kembali minyak mentah karena kekhawatiran kekurangan bahan bakar berkurang.

Data terbaru dari American Petroleum Institute (API) untuk persediaan mingguan yang dirilis setelah penutupan pasar dinihari tadi, mencatat hasil penarikan yang sangat besar 7.5 juta barel pada minggu terakhir setelah 1.4 juta barel peningkatan minggu sebelumnya. Pasar memperkirakan peningkatan mingguan sekitar 2.0 jutra barel. Juga ada penarikan signifikan dalam persediaan bensin dari 2.5 juta barel, penarikan minggu ketiga berturut-turut di atas tingkat 2.0 juta. Ada peningkatan lain dalam persediaan distilasi, kali ini dari 1.4 juta barel.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2016 berakhir naik 19 sen atau 0,43 persen menjadi $ 44,05 per barel. Harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent diperdagangkan turun 21 sen menjadi $ 45,74 per barel, setelah jatuh ke $ 45,09, level terlemah sejak 11 Agustus.

Sebuah analis memprediksikan harga minyak mentah pada perdagangan berikutnya memiliki kemampuan untuk meningkat setelah laporan penurunan persediaan minyak mentah oleh API.