Akankah PDIP Ubah Lagi Skenario Pilgub DKI di Last Minute ?



( 2016-09-19 05:29:28 )

Menghitung hari menuju pendaftaran Pilgub DKI 2017, PDIP berpegang pada skenario mengusung pasangan petahanan yaitu Ahok-Djarot. Tapi, bukan politik bila tidak dinamis. Akankah ada kejutan di menit terakhir?

Awalnya, skenario PDIP adalah: Pertama, menduetkan kader internal dengan hasil fit and proper test dan menggandeng parpol lain; kedua, mengusung duet kader sendiri; ketiga, mengusung petahana berduet dengan kader internal. Pada sepekan terakhir, urutan skenario itu berubah.

"Jadi kan kita mempunyai tiga skenario. Skenario pertama pada awalnya itu adalah kita bersama-sama dengan calon yang diambil dari fit and proper test, skenario yang kedua kita maju sendiri sebagai calon karena kedua-keduanya memungkinkan dari sudut kursi, ketiga kita memajukan petahana," kata Eriko di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (17.09.2016).

Nama Ahok sendiri, menurut Eriko, masih menjadi calon yang akan diusung PDIP karena yang kedatangannya beberapa minggu lalu di kantor DPP PDIP. Saat itu Ahok diterima secara resmi oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristianto serta jajaran DPP partai berlambang banteng tersebut.

"Ini menjadi skenario pertama. Saya mau sampaikan di sini itu menjadi skenario pertama dan skenario pertama menjadi skenario kedua dan skenario kedua jadi skenario ketiga," ujarnya.

Untuk penentuan Cagub DKI sendiri, PDIP baru akan membahas setelah penetapan calon kepala daerah di daerah lain selesai. Eriko menambahkan, masih ada 12 daerah yang masih belum diputuskan. Rencananya hari Senin (19.09.2016) ini semua wilayah kecuali DKI selesai dibahas oleh DPP PDIP.

Di sisi lain, suara-suara yang meminta agar Walikota Surabaya Tri Rismaharini maju di DKI Jakarta semakin menguat. Dukungan dideklarasikan di Jakarta, pendukung pun menjemput ke Surabaya.

40 Orang yang berasal dari kelompok yang mengatasnamakan KARISMA Jakarta (Kami Mau Risma ke Jakarta) mendatangi rumah dinas Walikota Surabaya pada hari Minggu (18.09.2016). Dengan mengenakan kaos putih bergambar Risma dan tulisan 'Pemimpin Dengan Nurani' mereka akan 'menjemput' Risma ke Jakarta. Mereka juga meneriakkan yel yel diantaranya, 'Risma Untuk Jakarta' dan 'Risma Datang'.

"Bu Risma tolong datang ke Jakarta bu," teriak salah satu anggota KARISMA di depan rumah dinas Wali Kota.

Akhir pekan lalu, Risma yang ditanya soal kemungkinan maju Pilgub DKI 2017 menyebut soal kemungkinan di menit terakhir. "Lho jawabannya bersedia atau tidak tergantung nanti. Aku jawabanya juga last minute ya, jadi gak sekarang jawabnya, jawabnya last minute," ujar Risma sambil tertawa.

Sementara itu, pada hari Minggu (18.09.2016), Risma dengan tegas menjawab akan berusaha agar tetap di Surabaya. Bagi Risma meninggalkan Surabaya sangat berat.

"Saya akan coba, di awal kan saya sudah janji sama warga Surabaya dan pasti berat untuk saya dan ibu, kalau itu terjadi. Pasti ibu (Megawati) juga akan berpikir itu. Saya ninggalkan Surabaya berat, ibu juga berat itu pasti. Bu Mega sudah sepakat bahwa tidak, tapi kan nggak ada yang bisa ngatur, saya pikir manusia tidak ada yang bisa ngatur kalau Allah berkehendak Tuhan berkendak," ungkap Risma.

Jadi, apakah skenario PDIP tetap mengusung Ahok-Djarot, atau berubah jadi membawa Risma ke Jakarta? Jawabannya dalam hitungan hari.