Saham Global Meningkat Seiring Memudarnya Kesempatan Fed Menaikkan Suku Bunga



( 2016-09-16 02:46:23 )

Harga ekuitas global meningkat pada penutupan perdagangan Kamis sore waktu setempat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, atau Jumat pagi Waktu Indonesia Bagian Barat.

Faktor pendorongnya, yakni rilisnya data penjualan di AS yang melemah, yang membuat argumen kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve, bank sentral AS, menjadi pudar.

Data penjualan pada bulan Agustus untuk AS menurun lebih dalam dari yang diperkirakan, ini menunjukkan adanya pelemahan konsumsi domestik yang berpotensi menahan kenaikan suku bunga acuan.

Federal Reserve atau The Fed sendiri akan menggelar pertemuan oleh dewan gubernur atau FOMC pada pekan depan untuk menentukan nasib Fed Fund Rate (FFR).

"Jumlah penjualan ritel yang mengecewakan membuat kami berpandangan akan sulit bagi Fed untuk menaikkan suku bunga acuan di pekan depan," kata Bill Merz, perencana investasi di US Bank Wealth Management di Minneapolis, AS, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, data ketenagakerjaan di AS juga mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja di AS semakin ketat dengan adanya sejumlah PHK pada pekan lalu. Hal itu membuat kenaikan inflasi di Agustus.

Jarak antara yield obligasi lima tahun dengan yield obligasi 30 tahun melebar hingga 129,70 basis poin, yang paling tajam sejak 27 Juni 2016.

Ekspektasi bahwa Fed tidak menaikkan suku bunga menyebabkan obligasi jangka panjang menjadi kurang diminati, sebab suku bunga rendah menyebabkan inflasi lebih lama, yang menggerus nilai utang.

Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed oleh para pedagang saham turun menjadi 12 persen dari 15 persen di hari Rabu, berdasarkan data CME Group Fed Watch.

Di Jumat besok, para pedagang akan fokus melihat data inflasi harga konsumen di AS sebagai fokus ekonomi untuk menentukan langkah.

Indeks

MSCI, indeks dunia yang melacak saham di 45 negara naik 0,73 persen didorong oleh kenaikan bursa AS di Wall Street, yang naik akibat lemahnya data ekonomi tersebut.

Indeks Dow Jones naik 177,71 poin atau naik 0,99 persen ke level 18.212,48. Indeks S&P 500 naik 21,49 poin atau 1,01 persen. Sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 75,92 poin atau naik 1,47 persen.

Saham Apple kembali naik 3,5 persen dan menyokong peningkatan tajam tiga indeks utama di bursa AS. Kenaikan saham Apple didorong pernyataan bahwa produksi pertama iPhone 7 Plus sudah terjual habis di seluruh dunia.

Saham Eropa juga berakhir meningkat dalam perdagangan yang bervariasi. Saham supermarket Inggris, Morrisons memimpin kenaikan bursa setelah paparan kinerja yang solid.

Indeks FTS Eurofirst 300 naik 0,55 persen pada perdagangan Kamis. Sementara bursa saham Tokyo ditutup dalam level terendah di tiga minggu akibat ketidakpastian suku bunga oleh bank sentral Jepang.

Harga Minyak

Harga minyak naik sekitar satu persen akibat kenaikan perdagangan berjangka untuk bensin. Adanya penundaan produksi bensin di Colonial Pipeline, pemasok bensin terbesar di AS, mendorong kenaikan bursa.

Harga minyak mentah Brent naik 74 sen atau 1,6 persen ke level 46,59 dollar AS per barel. Sementara minyak mentah AS CLc1 naik 33 sen atau naik 0,76 persen ke level 43,91 dollar AS per barel.