Saham Apple Tak Mampu Selamatkan Wall Street



( 2016-09-15 04:13:30 )

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) pada perdagangan kemarin waktu setempat berakhir lebih rendah ketika investor mulai cemas karena ketidakpastian kenaikan suku bunga AS atau Fed rate. Ditambah penurunan harga minyak mentah dunia menyeret saham energi, meskipun saham Apple melonjak ke level tertinggi sepanjang tahun ini.

Melansir laman Reuters, Kamis (15/9/2016) spekulasi seputar kapan waktu kenaikan suku bunga acuan selanjutnya oleh The Fed telah menguncang indeks utama, ketika komentar pejabat Bank Sentral AS tidak juga membantu. Tercatat indeks S&P 500 hampir menyusut sebesar 3% di tengah harapan rendah The Fed akan menaikkan kembali suku bunga pada pertemuan 20-21 September, mendatang.

Apa yang Anda lihat adalah sedikit preview untuk apa yang akan terjadi ketika Fed menaikkan suku bunga. Semua orang mulai membuat perubahan ke portofolio mereka, terang Kepala Investasi Cornerstone Financial Partners Chris Zaccarelli.

Pada perdagangan kemarin saham Apple (AAPL.O) meningkat 3,6% untuk menyentuh posisi tertinggi selama 2016 yang diprediksi tertopang penjualan seri terbaru iPhone. Sektor teknologi S & P 500 terdorong reli untuk menjadi sektor terkuat dengan tambahan 0,58%.

Sedangkan harga minyak mentah dunia jatuh 2%, setelah data penunjukkan peningkatan pasokan minyak AS untuk membuat indeks energi S & P turun 1,15%. Saham Exxon Mobil (XOM.N) juga tergelincir 0,72% untuk memberikan tekanan kepada S & P 500.

Setelah sempat mencetak keuntungan pada hari sebelumnya, Dow Jones industrial average (DJI) berakhir melemah 0,18% menjadi 18.034,77. Selain itu pelemahan juga terjadi pada indeks S & P 500 yang menyusut 0,06% menjadi 2.125,77. Di sisi lain Komposit Nasdaq bertambah 0,36% ke level 5.173,77.

Tercatat sekitar 7,0 miliar saham diperdagangkan pada pasar saham AS kemarin waktu setempat. Ini masih di atas rata-rata harian sebesar 6,5 miliar saham dalam 20 sesi berdasarkan data Thomson Reuters.