Rupiah Awal Pekan Dibuka Menguat Tajam



( 2016-09-05 05:46:37 )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan awal pekan ini dibuka menguat dari penutupan sebelumnya. Penguatan rupiah pagi ini terjadi saat USD menguat terhadap mata uang Yen.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah dibuka berada di level Rp13.095/USD dengan kisaran harian Rp13.095-Rp13.095/USD. Posisi rupiah terlihat menguat tajam dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.250/USD.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka di level Rp13.197/USD. Posisis ini tercatat semakin menguat dari posisi sebelumnya di level Rp13.126/USD.

Menurut data Bloomberg, pada pembukaan hari ini rupiah berada di level Rp13.223/USD atau menguat jika dibandingkan penutupan sebelumnya dan semakin menguat pada pukul 10.59 WIB di posisi Rp13.185/USD. Pergerakan rupiah hari ini berada pada kisaran Rp13.169-Rp13.225/USD.

Dilansir Reuters, Senin (5/9/2016) USD dipegang teguh di perdagangan Asia pada Senin pagi setelah angka pertumbuhan pekerjaan AS mengecewakan untuk Agustus tidak sedikit dapat mengubah persepsi investor bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Nonfarm payrolls naik 151.000 pekerja bulan lalu. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat kemarin, atau di bawah perkiraan ekonomi sebesar 180.000 pekerja. Upah per jam rata-rata, ukuran utama tekanan inflasi naik 01% juga jatuh jauh dari harapan pasar.

Namun, dengan kenaikan gaji rata-rata selama tiga bulan terakhir dengan mudah topping 200.000, investor menyimpulkan bahwa data tidak akan menjadi pukulan serius bagi rencana The Fed untuk menaikan suku bunga.

Indeks USD terhadap enam mata uang utama berhasil tetap bertahan, cepat memantul kembali dari posisi rendah dalam sepekan terakhir di level 95,189 setelah data payroll. Reaksi pasar adalah dimengerti , sementara dolar AS melemah, data tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada September, kata Masashi Murata, ahli strategi mata uang senior di Brown Brothers Harriman.