Minyak Mentah Alami Penurunan Tergerus Penambahan Persediaan



( 2016-09-01 03:36:31 )

Di akhir perdagangan Kamis dinihari, terpantau harga minyak mentah menurun 3 persen selepas data pemerintah yang memperlihatkan penambahan cadangan mingguan lebih tinggi dari yang diprediksikan untuk minyak mentah dan distilat AS dan penarikan lebih minim dari yang diprediksikan dalam bensin.

EIA melaporkan persediaan minyak mentah naik untuk minggu kedua beruntun, naik 2,3 juta barel minggu lalu dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk peningkatan 921.000 barel. Persediaan distilasi, yang termasuk diesel dan minyak pemanas, meningkat dengan mengejutkan 1,5 juta barel, sedangkan penurunan persediaan bensin 691.000 barel adalah sekitar setengah perkiraan penarikan.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) jatuh $ 1,65 pada level $ 44,70. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent jatuh $ 1,33 ke level $ 47,04 per barel. Untuk bulan Agustus minyak WTI meningkat 8 persen dan Brent meningkat 11 persen. Minyak mentah berjangka tetap di jalur untuk hasil bulanan terbaik sejak April, setelah spekulasi dalam beberapa pekan terakhir bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lainnya bisa setuju untuk mengekang produksi pada pembicaraan September di Aljazair.

Meski demikian, minyak telah turun sejak awal pekan ini karena dolar menguat dan harapan untuk membekukan produksi yang dipimpin OPEC stagnan. Para analis mengungkapkan data supply-demand Rabu dari US Energy Information Administration (EIA) dapat memicu trend bearish.

Pasar juga mengamati risiko kerusakan badai ke instalasi minyak dan gas di AS Teluk Meksiko.Pemerintah AS mengatakan pada hari Selasa bahwa kurang lebih dari 22 persen produksi setara minyak mentah di Teluk telah ditutup karena depresi tropis.

Pedagang memperkirakan tekanan lebih lanjut pada minyak jika data pekerjaan AS untuk Agustus, pada hari Jumat, menunjukkan keuntungan kerja tajam yang bisa mengangkat dolar, yang mencapai level tertinggi tiga pekan pada hari Rabu. Harga minyak telah rally lebih dari 20 persen dari awal Agustus di tengah harapan bahwa produsen yang menghidupkan kembali pembicaraan tentang kemungkinan pembekuan output.

Para Analis menerangkan fokus telah bergeser ke fundamental pasar fisik, yang tetap goyah. Pada Menteri Energi Arab Saudi Rabu Khalid al-Falih mengutarakan bahwa eksportir minyak mentah tidak memiliki angka target khusus untuk produksi minyak dan bahwa output tergantung pada kebutuhan pelanggan.

Harga minyak diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 44,20 – $ 43,70, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 45,20 – $ 45,70. Hal itu diprediksikan oleh para analis untuk perdagangan berikutnya yang berpotensi lemah jika dollar AS melanjutkan penguatan, juga adanya kecemasan kekenyangan pasokan serta pesimisme pertemuan produsen minyak di Aljazair.