Harga Minyak Anjlok ke Posisi US$ 46,35 per Barel



( 2016-08-31 13:43:09 )

Harga minyak kembali alami tekanan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Faktor penyebab tertekannya harga minyak adalah karena munculnya ketidakpastian apakah para produsen utama minyak menyetujui terkait usulan pengendalian produksi serta adanya ekspektasi peningkatan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari laman Wall Street Journal, Rabu (31/8/2016), harga minyak AS untuk pengiriman bulan Oktober turun sebesar 63 sen atau 1,3 persen ke level US$ 46,35 per barel di New York Mercantile Exchange. Dan untuk harga minyak Brent yang menjadi acuan harga global, turun sebesar 89 sen atau 1,8 persen ke angka US$ 48,37 per barel di ICE Futures Europe.
Negara-negara yang telah bergabung sebagai eksportir minyak (OPEC) sudah mengabarkan akan menyelenggarakan pertemuan pada September mendatang. Pertemuan tersebut nantinya akan membahas tindakan untuk menaikkan harga minyak. Dua tahun lalu, harga minyak memang sempat menyentuh angka US$ 100 per barel.
Negara-negara yang telah bergabung dalam OPEC sebenarnya sudah mengadakan pertemuan juga pada April lalu. Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum mendapat kesimpulan sehingga membuat harga minyak terus mengalami tekanan di level US$ 40 per barel.
Bloomberg mengabarkan kalau Wakil Menteri Iran mengatakan dalam sebuah konferensi bahwa negara itu berencana meningkatkan pasokan atau produksi minyak sebesar 200 ribu barel per hari pada akhir tahun ini.
Iran yang merupakan negara di luar OPEC terus menyampaikan akan meningkatkan produksinya usai lepas dari sanksi embargo internasional.
Keengganan Iran dalam mengendalikan produksi ini sudah menggagalkan langkah OPEC pada April lalu serta muncul kemungkinan besar juga akan menggagalkan kemungkinan pembicaraan pada September nanti.
Di lain pihak, Perdana Menteri Irak telah mengeluarkan pernyataan kalau negara tersebut siap mendukung pengendalian produksi seperti yang direncanakan oleh OPEC.
Para pelaku pasar saat ini tengah menunggu data persediaan per pekan dari Energy Information Administration. Dari hasil survei Wall Street Journal, para analis dan pelaku pasar berharap cadangan minyak mentah akan meningkat 1,2 juta barel di pekan yang berakhir pada 26 Agustus kemarin.
Dan untuk The American Petroleum Institute, kelompok produsen minyak swasta yang beroperasi di AS, menegaskan kalau persediaan minyak mentah meningkat sebesar 942 ribu barel.