Harga Minyak Mentah Merosot Tergerus Oleh Peningkatan Produksi dan Dollar AS



( 2016-08-30 02:58:44 )

Pada akhir perdagangan Selasa dinihari, harga minyak anjlok sekitar 2 persen melumpuhkan kenaikan dua hari berturut-turut. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran penambahan produksi minyak mentah Timur Tengah dan penguatan dolar AS yang didorong oleh menguatnya spekulasi peningkatan suku bunga AS di akhir tahun ini.

Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri perminyakan Irak, bahwa Irak telah mengekspor lebih banyak minyak mentah dari pelabuhan selatan pada bulan Agustus akan terus menambahkan produksinya. Eksportir terbesar Arab Saudi juga telah mencatat poduksi pada tingkat sekitar rekor bulan ini.

Harga minyak mentah berjangka AS turun 66 sen, atau 1,39 persen, pada $ 46,98 setelah jatuh lebih dari $ 1 pada sesi rendah. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,66 sen, atau 1,32 persen, ke $ 49,26 per barel, hampir menghapus keuntungan dari dua sesi sebelumnya.

Sedangkan Dolar AS mencapai tiga minggu tertinggi terhadap yen setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengutkan harapan dalam sebuah pidato pada hari Jumat bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga segera. Dolar AS yang lebih kuat membuat komoditas dalam mata uang greenback kurang terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

Pedagang yang melihat laporannya mengatakan Fokus pada meningginya produksi Timur Tengah dan penguatan dolar juga mengimbangi data dari layanan monitoring energi Genscape yang memperlihatkan penarikan 287.444 barel di Cushing, Oklahoma titik pengiriman minyak mentah berjangka AS selama pekan yang berakhir 26 Agustus.

Minyak rally dengan beberapa berhenti dari awal Agustus hingga pertengahan pekan lalu setelah petunjuk oleh Arab Saudi dan sesama anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak bahwa mereka mungkin setuju untuk pembekuan produksi dengan produsen minyak non-OPEC pada pertemuan di Aljazair pada 26-28 September. Meski begitu, beberapa analis memperingatkan investor terhadap pengambilan posisi langsung pendek pada minyak.

Jim Ritterbusch konsultan pasar minyak konsultasi Ritterbusch & Associates, yang beerbasis di Chicago mengungkapkan, “Jadi, sementara kita melihat probabilitas tinggi sekitar 80 sampai 90 persen dari kembali ke $ 39 WTI, kami juga merasa bahwa pencapaian tujuan ini masih bisa sekitar empat sampai lima minggu lagi.” Harga minyak kurang dari setengah tingkat dari pertengahan 2014 karena kekenyangan pasokan terus-menerus. Kepala eksekutif perusahaan minyak ConocoPhillips AS , Ryan Lance, mengatakan pada sebuah konferensi industri di Stavanger, Norwegia, ia percaya kelebihan cadangan akan memperpanjang ke 2017.

Harga minyak diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 46,50 – $ 46,00, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 47,50 – $ 48,00. Hal itu diprediksikan oleh para analis untuk perdagangan berikutnya yang berpotensi lemah dengan berbagai sentimen bearish seperti potensi penguatan dollar AS setelah pidato Yellen, kecemasan kekenyangan global dan pesimisme pertemuan produsen minyak di Aljazair.