Permintaan Minyak China Diprediksi Akan Turun



( 2016-08-24 09:32:11 )

Harga minyak mentah dunia masih melanjutkan tren negatif pada awal perdagangan tengah pekan ini, di luar dugaan saat saham perusahaan minyak AS sedang meningkat. Penurunan harga minyak bersamaan dengan keprihatinan bahwa permintaan minyak mentah China kemungkinan akan goyah saat adanya dugaan penggelapan pajak dalam industri minyak.

Menurut rilis Reuters, Rabu (24/8.2016) harga minyak mentah Brent tercatat hari ini menyusut ke level USD49,57 per barel pada pukul 20.54 ET, atau turun 39 sen setara dengan 0,8% dibandingkan posisi terakhir. Sementara harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami pelemahan mencapai 1% dan berada pada level USD47,64 per barel.

Sebelumnya perminyaan China tumbuh pesat setelah didorong oleh hadirnya penyuling independen yang mulai mengimpor minyak mentah pada Juni setelah mendapatkan lisensi dan kuota impor dari pemerintah. Tapi tindakan keras Beijing terhadap adanya dugaan penggelapan pajak dalam industri minyak mengancam membuat permintaan China akan minyak mentah merosot.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah teko akan mulai melakukan pemotongan secara bertahap, ujar seorang trader yang berbasis di Singapura menanggapi prediksi pelemahan permintaan China.

Menguatnya kekhawatiran tentang banjir pasokan di pasar internasional, secara mengejutkan membuat saham energi AS merangkak naik. Meskipun persediaan bensin turun tajam merujuk pada data kelompol industri American Petroleum Institute.

Meski begitu, analis dan pedagang tetap skeptis bahwa produsen minyak dunia akan mencapai kesepakatan pada pertemuan di Ajazair bulan depan untuk membahas pembekuan produksi. Menteri Minyak Iran sebelumnya mengatakan belum melihat adanya kelebihan minyak di pasar dan menyarankan pemerintah untuk tidak menahan produksi untuk membuat dugaan pembatasan minyak belum akan terjadi dalam waktu dekat.