Setelah kemarin melemah, hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat(USD) berada di jalur positif. Mata uang Garuda di pasar spot pada penutupan Rabu (10/8/2016) berhasil memukul USD yaitu menguat 14 poin atau 0,11% ke Rp13.079/USD.

Sebelumnya, pagi tadi rupiah dibuka terapresasi 17 poin atau 0,13% ke level Rp13.110/USD. Dan pada sesi I, rupiah bertambah 20 poin atau 0,15% ke levelRp13.079/USD.

Berdasarkan Yahoo Finance, Rabu 910/8), rupiah berakhir berotot 13 poin atau 0,09% ke level Rp13.112/USD, dimana sepanjang hari ini mata uang kita berada di kisaran Rp13.078-Rp13.130/USD.

Sedangkan data Bloomberg pada petang ini menunjukkan rupiah ditutup naik 14 poin atau 0,11% ke angka Rp13.113/USD.

Melansir dari Reuters, indeks USD jatuh 0,35% menjadi 95,861, seiring dengan data produktivitas AS yang menurun sepanjang tiga kuartal berturut-turut. Data produktivitas AS menurun selama tiga kuartal berturut-turut, terburuk sejak 1980 dan ini bukan pertanda baik untuk prospek dolar AS, analisa Kepala Strategi Mata Uang di Morgan Stanley, Hans Redeker.

Hal ini membuat investor ingin mengevaluasi kembali kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada akhir tahun. Dan jatuhnya indeks USD membuat dolar Australia melambung, angka tertinggi tiga bulan terakhir, yaitu AUD 0,7708/USD.

USD juga merosot terhadap yen dan euro setelah data produktivitas yang suram melemahkan momentum penguatan USD beberapa pekan lalu. USD turun 0,5% pada level ¥ JPY101,40/USD. Dan euro naik 0,2% menjadi USD1,1142 per EUR. Kelemahan USD juga membuat poundsterling Inggris naik 0,2% ke USD 1,3030 GBP dari level sebelumnya USD1,2956 GBP.