BI: La Lina Sebabkan Risiko Inflasi Pangan Jangka Pendek



( 2016-08-04 14:01:39 )

Harga pangan sering kali menjadi penyebab tingginya angka inflasi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menuturkan bahwa tiap elemen harga bahan pangan masih menjadi penghalang terkait majunya laju inflasi nasional, sehingga harga bahan pangan mesti lebih dikendalikan.
Terpenting dengan munculnya efek La Nina yang pada tahun ini, terjadi sejak Juli sampai akhir tahun. Karena itu masih akan ada potensi peningkatan inflasi mengingat masih adanya potensi kenaikan harga bahan pangan seperti beras, bawang merah dan cabai akibat La Nina ini.
"Risiko inflasi pangan dalam jangka pendek diprediksi berasal dari gangguan La Nina yang menurut BMKG terjadi mulai Juli ini hingga akhir tahun. Sehingga memberi potensi pada harga komoditas hortikultura, bawang, cabai, juga beras, seperti yang telah terjadi pada tahun 2008 dan 2010," ujar Agus saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Namun demikian, Agus mengaku kalau Bank Indonesia sudah mempersiapkan beragam upaya untuk menghadapi potensi peningkatan harga komoditas ini. Contohnya adalah dengan memberikan bantuan kapasitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kepada petani untuk melakukan penanaman beragam komoditas yang harganya terancam akan naik.
"Berdasarkan risiko ini, Bank Indonesia sudah menindaklanjuti kegiatan sinergi aksi untuk para petani di Brebes dengan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Jawa Tengah untuk memberi bantuan kapasitas SKPD petani dalam membantu menanam bawang putih di 8 kabupaten di Jateng. Panen pertama diperhitungkan terjadi awal Oktober dengan panen diperkirakan mencapai 300 ton," ujarnya.
Hal ini dilakukan untuk menjaga inflasi rentang 2016-2018 tetap berada pada sasaran 4±1 persen 2016 dan 2017, serta 3,5±1 persen di 2018.
"Karena itulah hal ini perlu jadi perhatian kita smua," jelasnya.