Harga Minyak Tertekan Akibat Cadangan Kembali Berlimpah



( 2016-08-03 13:57:39 )

Harga minyak anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Para pelaku pasar memilih untuk tetap menunggu hasil data cadangan minyak mentah dan minyak olahan yang dirilis oleh Departemen Energi Amerika Serikat (AS) sebelum bertransaksi lebih dalam.
Melansir dari laman Wall Street Journal, Rabu (3/8/2016), harga minyak AS pada pengiriman September mengalami penurunan sebesar 55 sen atau 1,4 persen ke level US$ 39,51 per barel di New York Mercantile Exchange. Disisi lain untuk harga minyak Brent, yang menjadi acuan harga minyak dunia, untuk kontrak September turun sebesar 34 sen atau 0,8 persen ke level US$ 41,80 per barel.
Harga minyak AS di pasar masih alami tekanan dan berada di bawah US$ 40,98 dari Senin lalu. Pelemahan harga minyak AS capai lebih dari 20 persen bila dihitung sejak awal Juni. Harga minyak masih terus tertekan pada dua tahun terakhir. Pada 2014 lalu, harga minyak masih di level US$ 100 per barel dan akan terus turun sampai saat ini.
Pada perdagangan Selasa ini, harga minyak AS sempat meningkat di awal perdagangan hal tersebut disebabkan para pelaku pasar terus memburu minyak di saat harga sedang melemah. Akan tetapi di tengah perjalanan harga minyak kembali alami tekanan sebab pelaku pasar cenderung untuk menunggu keluarnya data persediaan.
"Ini cuma gangguan sesaat sebelum rilisnya data persediaan saja," terang broker ICAP PLC, Scott Shelton. Ia menambahkan, setelah data rilis para pelaku pasar akan menjadi lebih yakin untuk melakukan transaksi. Bila cadangan menurun maka harga dapat meroket. Sebaliknya, jika stok melimpah maka harga akan langsung tertekan.
Dari hasil survei Wall Street Journal, para analis, broker dan juga pedagang menegaskan bahwa stok minyak mentah di AS akan turun 900 ribu barel. Sedangkan untuk stok minyak olahan atau bensin turun 200 ribu barel. Untuk pemakaian kilang diprediksi tidak akan berubah.
Sedangkan untuk data The American Petroleum Institute, kelompok penghasil minyak di AS, cadangan minyak mentah alami penurunan yang cukup signifikan yaitu mencapai 1,3 juta barel. Dan untuk harga minyak olahan mengalami penurunan agak jauh dari yang telah diperhitungkan para analis yaitu 450 ribu barel.