Harga Minyak Mentah Dunia Jatuh Akibat Profit Taking



( 2016-07-13 10:16:22 )

Harga minyak mentah dunia pada perdagangan hari ini jatuh dikarenakan investor mengambil keuntungan (profit taking) setelah kemarin harga minyak melonjak hampir 5% di sesi sebelumnya. Adanya kejutan stok minyak mentah AS dan dolar AS (USD) yang lebih kuat terhadap beberapa mata uang dunia membebani harga minyak.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/7/2016), harga minyak mentah AS merosot 45 sen menjadi USD46,35 per barel pada pukul 00.07 GMT setelah mengakhiri sesi sebelumnya naik USD2,06 atau 4,6%. Sementara, harga minyak brent turun 51 sen menjadi USD47,96 per barel setelah sebelumnya naik sampai USD2,22 atau 4,8%.

Mereka mencapai keuntungan harian terbesar sejak 8 April dan diikuti sesi Senin ketika minyak jatuh ke posisi terendah dalam dua bulan. Credit Suisse menaikkan perkiraan harga minyak 2016 pada Rabu untuk minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) dan brent.

WTI Diperkirakan rata-rata berada di level USD43,59 per barel tahun ini dibanding USD36,91 di perkiraan sebelumnya, dan USD55.00 per barel untuk tahun depan dibanding perkiraan sebelumnya di level USD52,88.

Sementara, harga minyak brent diperkirakan rata-rata berada di level USD44,53 per barel tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD37,77, dan rata-rata USD56,25 per barel pada 2017, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD54,25.

Departemen Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan merilis data resmi persediaan mingguan pada hari ini. Setelah stok minyak data dari kelompok industri, American Petroleum Institute (API) pada Selasa menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 2,2 juta barel dalam pekan sampai 8 Juli sebesar 523.100.000, dibanding ekspektasi analis yang menurun dari 3 juta barel.

EIA pada Selasa memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak AS dan dunia untuk tahun ini, meningkat perkiraan pertumbuhan permintaan untuk 2017. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) optimis pada prospek pasar minyak 2017 mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan global untuk minyak mentah akan lebih tinggi dari produksi saat ini